Ciri khas Rhodophyta atau ganggang merah
adalah memiliki pigmen berwarna merah (fikobilin) yang melimpah.
Meskipun demikian beberapa Rhodophyta mempunyai warna agak hijau dan
kecokelatan. Saat ini telah dikenal sekitar 2.500 jenis yang kebanyakan
hidup di laut terutama daerah tropis. Rhodophyta tumbuh pada bebatuan di
daerah pasang hingga di kedalaman mencapai 90 meter di bawah permukaan
laut di mana gelombang cahaya tertentu dari sinar matahari masih mampu
mencapainya. Talus Rhodophyta relatif besar, namun jarang
yang panjangnya melebihi 90 cm. Beberapa jenis berbentuk filamen tetapi kebanyakan membentuk struktur kompleks yang bercabang-cabang menyerupai bulu atau pipih menyebar menyerupai pita. Rhodophyta Merupakan ganggang yang tubuhnya bersel banyak (multiselluler), memilki klorofil a dan b dengan pigmen dominan merah (fikoeritrin) dan karotin. Bentuk tubuh Rhodophyta menyerupai tumbuhan tinggi dan hidup di laut banyak dimanfaatkan manusia untuk bahan makanan agar-agar. Cara reproduksi ganggang merah secara vegetatif dengan membentuk spora dan secara generatif dengan anisogami. Gamet jantannya tidak memiliki flagela dan disebut spermatium. Adapun gamet betinanya berflagela, dan disebut karpogonium. Untuk kawin, gamet bergantung pada arus air. Banyak anggota Rhodophyta tubuhnya dilapisi kalsium karbonat, misalnya Coralina
Jenis-jenis alga merah yang terkenal antara lain:
a. Euchema spinosum. sebagai bahan pembuat agar-agar, banyak terdapat di perairan Indonesia.
b. Gelidium sp. dan Gracilaria sp. sebagai bahan pembuatan agar-agar banyak terdapat di perairan negara yang agak dingin.
c. Batracnospermum.
yang panjangnya melebihi 90 cm. Beberapa jenis berbentuk filamen tetapi kebanyakan membentuk struktur kompleks yang bercabang-cabang menyerupai bulu atau pipih menyebar menyerupai pita. Rhodophyta Merupakan ganggang yang tubuhnya bersel banyak (multiselluler), memilki klorofil a dan b dengan pigmen dominan merah (fikoeritrin) dan karotin. Bentuk tubuh Rhodophyta menyerupai tumbuhan tinggi dan hidup di laut banyak dimanfaatkan manusia untuk bahan makanan agar-agar. Cara reproduksi ganggang merah secara vegetatif dengan membentuk spora dan secara generatif dengan anisogami. Gamet jantannya tidak memiliki flagela dan disebut spermatium. Adapun gamet betinanya berflagela, dan disebut karpogonium. Untuk kawin, gamet bergantung pada arus air. Banyak anggota Rhodophyta tubuhnya dilapisi kalsium karbonat, misalnya Coralina
Sebagian
besar alga merah hidup di laut, banyak terdapat di laut tropika.
Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan
banyak oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Alga merah
yang banyak ditemukan di laut dalam adalah Gelidium dan Gracilaria, sedang Euchema spinosum menyukai laut dangkal
Rhodophyta yang ada di habitat air tawar dan
tanah adalah spesies dari genus Audouinella, Bangia, Batrachospermum, Chroodactylon,Hildenbrandia, Lemanea dan Porphyridium. Beberapa genus, misalnya Bangia, Bostrychia dan Hildenbrandia, memuat spesies kelautan maupun air tawar. Beberapa ganggang merah bersifat parasit pada ganggang lainnya, seperti Choreocolax dan Holmsella.
Dalam sebagian besar ganggang merah,
talus berupa pita atau filamen bercabang. Namun beberapa spesies ada
yang berbentuk lembaran, seperti Porphyra atau berbentuk kerak, seperti Lithophyllum, sementara sedikit seperti Porphyridium berbentuk sel tunggal. Beberapa ganggang merah dapat mengapur – misalnya Corallina spp (talus tegak dan berartikulasi) dan Lithophyllum.
Talus multisel yang umumnya sepanjang 5 – 50 cm menempel pada batuan
dengan pemegang. Dinding sel dapat mengandung selulosa, xylan atau
bahkan lignin. Plasmodesmata tampaknya tidak ada, tapi banyak ganggang
merah multiseluler memuat koneksi kawah. Tidak ada spesies yang
berflagela, dan gamet flagela juga tidak diproduksi.
Spesies kelautan biasanya berwarna
kemerahan, sementara spesies air tawar biasanya hijau kebiruan, hijau
kekuningan, coklat atau abu-abu. Ganggang merah mengandung klorofil a,
dan sebagian juga mengandung klorofil d; tilakoid tunggal (tidak
berasosiasi) dan mengandung pikobilisoma yang memuat pikoeritrin
dan/atau pikosianin. Banyak karotenoid, misalnya xantofil dan beta
karoten, juga ada. Produk hasil fotosintesis antara lain pati floridean
dan floridosida.
a. Euchema spinosum. sebagai bahan pembuat agar-agar, banyak terdapat di perairan Indonesia.
b. Gelidium sp. dan Gracilaria sp. sebagai bahan pembuatan agar-agar banyak terdapat di perairan negara yang agak dingin.
c. Batracnospermum.
Manfaat Alga Merah
Alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan penutup. Beberapa alga merah bermanfaat sebagai penyokong penting bagi batu karang tropis. Alga merah juga dapat menghasilkan carrageenan, suatu zat aditif yang dapat ditambahkan pada puding dan es krim. Selain itu, alga merah yang dikeringkan banyak digunakan dalam beberapa hidangan masakan Jepang.
Alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan penutup. Beberapa alga merah bermanfaat sebagai penyokong penting bagi batu karang tropis. Alga merah juga dapat menghasilkan carrageenan, suatu zat aditif yang dapat ditambahkan pada puding dan es krim. Selain itu, alga merah yang dikeringkan banyak digunakan dalam beberapa hidangan masakan Jepang.
_____sincerely_____
0 komentar:
Posting Komentar